Iri Hati

Pada suatu hari guru di sekolah meminta anak-anak menulis karangan tentang Iri hati. Jerry anak kelas enam, menuliskan hal sebagai berikut:

“Iri hati adalah milik saya sebab sayalah yang membuatnya sendiri. Saya memilih beberapa orang dan menaruh iri hati kepada mereka. Tahun lalu, saya memilh Dick sebagai sasaran iri hati saya. Saya terus merasa iri kepadanya karena dia menghantar timnya menjadi juara sedangkan saya tidak. Sungguh, saya iri kepadanya sepanjang tahun.
Setiap kali dia tiba dan saya duduk di bangku, iri hati saya semakin bertambah. Akhirnya, saya memutuskan untuk membenci Dick. Sungguh, saya sangat membencinya.

“Lucunya tentang semua ini adalah bahwa setiap kali Dick hendak berbicara kepada saya, dan ketika saya hanya mengangguk sekedarnya, dick meneruskan bicaranya. Dia bahkan pada suatu hari membantu saya keluar dari kesulitan dengan kepala sekolah. Saya menyadari bahwa Dick tidak tahu bahwa saya iri hati padanya, maka pada suatu hari saya berkata kepada diri saya sendiri,”ya ampun, anak ini bahkan tidak tahu bahwa saya membencinya. Saya lalu melupakan segalanya. Sayalah satu-satunya yang merasa jengkel tentang semua ini”

“Dick dan saya sekarang menjadi teman baik, dan saya pikir rasa iri hati adalah satu sisi dari kehidupan kita. Rasa iri bisa disamakan dengan makan apel yang masih hijau; memakannya memang tidak melukai orang lain, tapi dirimu sendiri dan kamu akan menderita sakit perut karenanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Copyright © Cerita Kontemplasi - Blogger Theme by BloggerThemes & freecsstemplates - Sponsored by Internet Entrepreneur